Friday, December 10, 2010

BERITA GEMBIRA BAGI MEREKA YANG DITIMPA MUSIBAH


Kalimah Istirja' adalah merupakan ucapan yang telah ditentukan oleh Allah S.W.T. bagi orang yang ditimpa musibah, yang ertinya : "Kita adalah milik Allah, dan kepada-Nya-lah kita kembali." Sebagai tempat bernaung, dan sebagai benteng dari godaan Syaitan, supaya Syaitan tidak mampu untuk mempengaruhi orang yang terkena musibah, sehingga ia tidak berfikirn buruk, serta tetap dalam keadaan tenang.

Justeru itu, bagi orang yang terkena musibah, hendaklah ia kembali kepada kalimah yang penuh dengan erti kebaikan dan keberkahan, sebab Firman Allah S.W.T. : "Inna Lillah" adalah mengandungi erti ketauhidan serta pengakuan akan kehambaan, manakala Firman-Nya : "Wa Inna Ilaihi Raji'un" adalah sebagai pengakuan, bahawa bahawa Allah-lah yang menjadikan kita binasa, dan Dia pula yang akan membangkitkan kita kembali.

Hal yang demikian ini adalah termasuk keimanan kepada kebangkitan setelah mati, dan bagi Allah-lah segala ketentuan baik di dunia mahupun akhirat, serta termasuk keyakinan bahawa semua urusan adalah milik Allah, maka tidak ada tempat berlindung kecuali hanya kepada-Nya.

Imam Ahmad dari Yunus, dari Ibnu Saad, dari Yazid Bin Abdullah, dari Amir Bin Abu Amir, dari Muttalib, dari Ummi Salamah berkata :

"Pada suatu ketika Abu Salamah mendatangiku setelah ia kembali dari menemui Rasulullah, ia berkata : Saya telah mendengar Rasulullah S.A.W. Bersabda yang sungguh membuat saya merasa gembira, sebagaimana Sabdanya : "Tidak ada musibah apa pun yang menimpa diri seorang Muslim lalu ia membaca Istirja' (Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un) pada saat musibah itu ,menimpanya, lalu ia berdoa :

Mafhumnya :

"Ya Allah berilah pahala dari musibah ini, dan berilah kami ganti yang lebih baik dari musibah ini, melainkan Allah akan mengabulkan doanya"


Ummi Salamah seterusnya berkata : Pada saat Abu Salamah meninggal dunia, Saya menghafal doa itu dan Saya membaca Istirja' serta berdoa : "Ya Allah berilah kami pahala dari musibah yang menimpa kami ini, dan berilah kami ganti yang lebih baik dari Abu Salamah."

Pada saat Saya telah mulai sedar dari kesedihan yang Saya alami, Saya bertanya kepada diri Saya sendiri : "Siapakah orang yang lebih baik dari Abu Salamah?"

Akhirnya pertanyaan Saya itu terjawab setelah masa Iddah Saya habis.


Rasulullah S.A.W. datang bertamu ke rumah Saya, lalu meminta izin untuk masuk. Saya pun mengizinkannya masuk, lalu Saya memberikan sebuah bantal kepadanya untuk sandaran. Baginda duduk lalu Baginda meminang diri Saya untuk dirinya sendiri.

Pada saat itu Saya berkata : "Siapakah yang tidak menginginkan hal itu? Walaupun demikian, Saya harap Baginda maklum, Saya adalah orang yang sangat cemburu, dan Saya merasa takut jika Allah akan menyiksa diri Saya disebabkan perasaan cemburu Saya itu, dan Saya pun wanita yang sudah agak tua dan memiliki keluarga."

Baginda menjawab : "Adapun tentang kecemburuanmu itu, maka Allah akan menghalangkannya, tentang umurmu yang sudah agak tua, maka keadaanku pun demikian juga. Adapun tentang keluargamu, maka keluargamu adalah keluargaku."

Ummi Salamah berkata : "Saya pun menyerah kepada kehendak Baginda."

Maka Rasulullah S.A.W. mengahwini Ummi Salamah. Setelah itu Ummi Salamah berkata : "Benarlah apa yang dijanjikan oleh Allah S.W.T. itu. Dia telah memberikan ganti untukku dengan yang lebih baik dari Abu Salamah" - iaitu diri Rasulullah S.A.W. sendiri.

Wallahua'lam Bissowaab.

Sumber rujukan :

RAHMAT DISEBALIK DUGAAN - Karya Kasmuri Selamat MA

1 comment:

  1. Sabda Rasulullah S.A.W., Mafhumnya :

    "Tidaklah suatu musibah menimpa seorang Muslim baik berupa malapetaka, kegelisahan, rasa letih, kesedihan, rasa sakit, kesusahan hinggalah duri yang menusuknya melainkan Allah akan melebur dengannya kesalahan-kesalahannya(dosanya)"

    (Hadith Riwayat Bukhari)

    ReplyDelete